om swastyastu

Friday 16 December 2011

UDYOGAPARWA


BAGIAN DARI RINGKASA KITAB ASTA DASA PARWA
YANG KELIMA ( V ) ADALAH :

Udyogaparwa
Kitab Udyogaparwa merupakan kitab kelima dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan sikap Duryodana yang tidak mau mengembalikan kerajaan para Pandawa yang telah selesai menjalani masa pengasingan, namun sebaliknya ia menantang mereka untuk berperang. Pandawa yang selalu bersabar mengirimkan duta perdamaian ke pihak Korawa, namun usaha mereka tidak membuahkan perdamaian. Sikap para Korawa membuat perang tidak dapat dielakkan. Pandawa dan Korawa mempersiapkan kekuatannya dengan mencari bala bantuan dan sekutu ke seluruh pelosok Bharatawarsha (India Kuno). Sri Kresna mengajukan tawaran kepada Pandawa dan Korawa, bahwa di antara mereka boleh meminta satu pilihan: pasukannya atau tenaganya. Melihat tawaran tersebut, Pandawa yang diwakili Arjunamenginginkan tenaga Sri Kresna sebagai kusir dan penasihat sedangkan Korawa yang diwakili Duryodana memilih pasukan Sri Kresna. Dalam kitab ini juga diceritakan kisah perjalanan Salya – “Sang Raja Madra” – menuju markas Pandawa karena memihak mereka, namun di tengah jalan ia disambut dengan baik oleh Duryodana sehingga Salya mengubah pikirannya dan memihak Korawa karena merasa berhutang kepada Duryodana. Duryodana juga berniat jahat terhadap Sri Kresna namun karena Sri Kresna bukan manusia biasa, maka usahanya tidak berhasil.
Udyogaparwa adalah buku kelima dalam epos Mahabharata. Teks lengkap karya sastra parwa ini belum pernah diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara Korawa dan Pandawa. Pihak Pandawa menuntut separoh dari Kerajaan tetapi Korawa bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun di pihak Korawa WiduraDrona, dan Bhisma menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian damai. Kresna berperan sebagai duta untuk menengahi konflik antara para Korawa dan para Pandawa. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar. Ini mengilhami cerita wayang berjudul Kresna Duta. Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan Karna, dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa, mengingat Kunti adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi Karna terikat budi baik ayah angkatnya dan Duryudana, yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. Udyogaparwa sarat dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang pertama adalah sama, mencari kesepakatan damai; yang kedua adalah bheda, artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo; yang ketika adalah dana, memberikan silih yang dapat mengerem kemarahan; yang keempat adalah denda, menghukum. Setelah ketiga langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, Kurusetra.

No comments:

Post a Comment