BAGIAN DARI RINGKASA KITAB ASTA DASA PARWA
YANG KELIMA ( V ) ADALAH :
Udyogaparwa
Kitab Udyogaparwa merupakan
kitab kelima dari seri Astadasaparwa. Kitab ini menceritakan sikap Duryodana yang tidak
mau mengembalikan kerajaan para Pandawa yang telah
selesai menjalani masa pengasingan, namun sebaliknya ia menantang mereka untuk
berperang. Pandawa yang selalu bersabar mengirimkan duta perdamaian ke
pihak Korawa, namun usaha
mereka tidak membuahkan perdamaian. Sikap para Korawa membuat perang tidak
dapat dielakkan. Pandawa dan Korawa mempersiapkan kekuatannya dengan mencari
bala bantuan dan sekutu ke seluruh pelosok Bharatawarsha (India Kuno).
Sri Kresna mengajukan
tawaran kepada Pandawa dan Korawa, bahwa di antara mereka boleh meminta satu
pilihan: pasukannya atau tenaganya. Melihat tawaran tersebut, Pandawa yang
diwakili Arjunamenginginkan tenaga
Sri Kresna sebagai kusir dan penasihat sedangkan Korawa yang diwakili Duryodana
memilih pasukan Sri Kresna. Dalam kitab ini juga diceritakan kisah
perjalanan Salya – “Sang
Raja Madra” – menuju markas
Pandawa karena memihak mereka, namun di tengah jalan ia disambut dengan baik
oleh Duryodana sehingga Salya mengubah pikirannya dan memihak Korawa karena
merasa berhutang kepada Duryodana. Duryodana juga berniat jahat terhadap Sri
Kresna namun karena Sri Kresna bukan manusia biasa, maka usahanya tidak
berhasil.
Udyogaparwa adalah
buku kelima dalam epos Mahabharata. Teks lengkap karya sastra parwa ini belum pernah
diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara Korawa dan Pandawa. Pihak Pandawa menuntut separoh dari Kerajaan tetapi Korawa
bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun
di pihak Korawa Widura, Drona, dan Bhisma menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian
damai. Kresna berperan sebagai duta untuk menengahi konflik antara
para Korawa dan para Pandawa. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar.
Ini mengilhami cerita wayang berjudul Kresna Duta. Dalam perjalanan
pulang ia bertemu dengan Karna, dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa,
mengingat Kunti adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi
Karna terikat budi baik ayah angkatnya dan Duryudana, yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih
mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. Udyogaparwa sarat
dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang
pertama adalah sama, mencari kesepakatan damai; yang kedua
adalah bheda, artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo;
yang ketika adalah dana, memberikan silih yang dapat mengerem
kemarahan; yang keempat adalah denda, menghukum. Setelah ketiga
langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak
siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, Kurusetra.
No comments:
Post a Comment